Thursday, 4 December 2014

Sejarah Nabi Muhammad SAW

Teman-teman mau tahu lebih jauh sosok Nabi Muhammad SAW? Kalau mau tahu ikutin ceritanya di STYLISH, yuk!!!

1. Sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW.
  Dahulu bangsa Arab tenggelam dalam kehidupan jahiliyyah, kemusyrikan dan kemaksiatan merajalela, oleh karena itulah Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW untuk menyeru umat manusia kepada tauhid dan kepada kebaikan, membawa umat manusia dari kegelapan kepada cahaya keselamatan. Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awwal Tahun Gajah atau tanggal 20 April 571 M di kota Makkah.

2. Sejarah pertumbuhan Nabi Muhammad SAW dan masa kecilnya
       Sejak kecil, Rasulullah SAW adalah seorang yatim piatu. Saat dilahirkan oleh ibunya yang bernama Aminah, beliau dalam keadaan yatim dikarenakan ayah beliau yang bernama Abdullah telah meninggal.
       Setelah menginjak usia 2 tahun beliau di asuh oleh Halimatus Sa’diyah di daerah pedalaman Arab yang masih memelihara kemurnian bahasa dan watak alamiah seorang anak. Hingga sedari kecil Rasulullah mempunyai akhlak yang baik. Disadari  lingkungan memberi pengaruh yang sangat besar bagi proses pembentukan pribadi seseorang.
       Muhammad SAW tinggal bersama keluarga Halimah selama kurang lebih empat tahun. Di akhir masa pengasuhan keluarga Halimah ini terjadi pembedahan nabi Muhammad saw. Pada saat Rasulullah berusia 6 tahun, ibunya pun meninggal dunia, sehingga beliau dirawat oleh kakeknya yang bernama Abdul Mutholib. Namun, kemudian tak lama kakeknya pun meninggal dunia, sehingga beliau dirawat dan dibesarkan oleh pamannya yaitu Abu Thalib. Rasulullah sejak kecil sudah belajar mandiri dan berusaha sendiri, mulai dari menggembalakan kambing sampai ikut membantu berdagang. Selain itu, di kalangan kaum Quraisy, Rasulullah sejak kecil sudah terkenal dengan akhlak dan sikapnya yang terpuji, sehingga beliau dijuluki “Al-Amin” (orang yang dapat dipercaya). Dari sini kita ambil hikmah dari kehidupan beliau di masa kecil, yaitu persiapan untuk membangun pribadi yang tangguh harus memperhatikan lingkungan dan pergaulan, serta peran penting orang tua. Sebab sifat mulia hanya akan timbul manakala lingkungan memberi ruang untuk timbulnya sifat tersebut. Wa-Allahu Alam                         

3.Sikap kemandirian Nabi Muhammad SAW
       Ketika Rasul beranjak dewasa atau sejak beliau berusia muda, Rasulullah telah menunjukan sikap kemandirian dengan tanpa disuruh ia membantu mengembala domba-domba keluarganya. Begitu mandirinya hingga menimbulkan rasa tanggung jawab sejak beliau beranjak dewasa.Begitu juga ketika dikalangannya banyak ditemukan peribadatan sesat seperti menyembah berhala, meminum khamr dan kebiasaan buruk lainnya, dengan modal kemandirian dan akhlak yang baik sejak dini tertanam, Rasul tetaplah konsisten tidak mengikuti kebiasaan-kebiasaan yg dilakukan para pemuda dilingkungannya. Dari sini kita bisa mengambil hikmah bahwa sudah keharusan bagi setiap muslim untuk menjaga fitrah (kesucian) yang ada pada dirinya.

Teman-teman, jangan lupa ya, kita harus memiliki sikap baik  seperti Rasulullah SAW, tanpa ibu dan ayah ia tetap bersemangat untuk membangun sikap kemandirian. Bisa? Insya Allah bisa ya!

0 comments:

Post a Comment