Teman-teman
mau tahu lebih jauh sosok Nabi Muhammad SAW? Kalau mau tahu ikutin ceritanya di
STYLISH, yuk!!!
1.
Sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Dahulu bangsa Arab tenggelam dalam
kehidupan jahiliyyah, kemusyrikan dan kemaksiatan merajalela, oleh karena
itulah Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW untuk menyeru umat manusia kepada
tauhid dan kepada kebaikan, membawa umat manusia dari kegelapan kepada cahaya
keselamatan. Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awwal Tahun Gajah
atau tanggal 20 April 571 M di kota Makkah.
2.
Sejarah pertumbuhan Nabi Muhammad SAW dan masa kecilnya
Sejak kecil, Rasulullah SAW adalah
seorang yatim piatu. Saat dilahirkan oleh ibunya yang bernama Aminah, beliau
dalam keadaan yatim dikarenakan ayah beliau yang bernama Abdullah telah
meninggal.
Setelah menginjak usia 2 tahun beliau di
asuh oleh Halimatus Sa’diyah di daerah pedalaman Arab yang masih memelihara
kemurnian bahasa dan watak alamiah seorang anak. Hingga sedari kecil Rasulullah
mempunyai akhlak yang baik. Disadari lingkungan memberi pengaruh yang
sangat besar bagi proses pembentukan pribadi seseorang.
Muhammad SAW tinggal bersama keluarga
Halimah selama kurang lebih empat tahun. Di akhir masa pengasuhan keluarga
Halimah ini terjadi pembedahan nabi Muhammad saw. Pada saat Rasulullah berusia
6 tahun, ibunya pun meninggal dunia, sehingga beliau dirawat oleh kakeknya yang
bernama Abdul Mutholib. Namun, kemudian tak lama kakeknya pun meninggal dunia,
sehingga beliau dirawat dan dibesarkan oleh pamannya yaitu Abu Thalib.
Rasulullah sejak kecil sudah belajar mandiri dan berusaha sendiri, mulai dari
menggembalakan kambing sampai ikut membantu berdagang. Selain itu, di kalangan
kaum Quraisy, Rasulullah sejak kecil sudah terkenal dengan akhlak dan sikapnya
yang terpuji, sehingga beliau dijuluki “Al-Amin” (orang yang dapat dipercaya).
Dari sini kita ambil hikmah dari kehidupan beliau di masa kecil, yaitu
persiapan untuk membangun pribadi yang tangguh harus memperhatikan lingkungan
dan pergaulan, serta peran penting orang tua. Sebab sifat mulia hanya akan
timbul manakala lingkungan memberi ruang untuk timbulnya sifat tersebut.
Wa-Allahu Alam
3.Sikap
kemandirian Nabi Muhammad SAW
Ketika Rasul beranjak dewasa atau sejak
beliau berusia muda, Rasulullah telah menunjukan sikap kemandirian dengan tanpa
disuruh ia membantu mengembala domba-domba keluarganya. Begitu mandirinya
hingga menimbulkan rasa tanggung jawab sejak beliau beranjak dewasa.Begitu juga
ketika dikalangannya banyak ditemukan peribadatan sesat seperti menyembah
berhala, meminum khamr dan kebiasaan buruk lainnya, dengan modal kemandirian
dan akhlak yang baik sejak dini tertanam, Rasul tetaplah konsisten tidak mengikuti
kebiasaan-kebiasaan yg dilakukan para pemuda dilingkungannya. Dari sini kita
bisa mengambil hikmah bahwa sudah keharusan bagi setiap muslim untuk menjaga
fitrah (kesucian) yang ada pada dirinya.
Teman-teman,
jangan lupa ya, kita harus memiliki sikap baik seperti Rasulullah SAW,
tanpa ibu dan ayah ia tetap bersemangat untuk membangun sikap kemandirian.
Bisa? Insya Allah bisa ya!
0 comments:
Post a Comment