Sahabat STYLIH, memang tidak akan pernah habis jika kita membahas tentang akhlak dan budi pekerti Rasulullah SAW, selalu saja terdapat banyak hal yang dapat kita pelajari. Salah satunya kisah di bawah ini yang menceritakan tentang kerendahan hati Rasulullah SAW. Bagaimana ceritanya? mari kita ikuti.
Ini
adalah sepenggal kisah keteladanan Rasulullah Muhammad SAW yang dikutip dari
Abbas Mahmud Aqqad. Suatu ketika di persinggahan suatu perjalanan Nabi
SAW meminta sahabat-sahabatnya menyiapkan makanan dengan menyembelih seekor
kambing.
Seketika
itu di beberapa orang dari sahabat itu berkata, ''Wahai Rasulullah, saya yang
akan menyembelih kambing.'' Yang lain mengatakan, ''Saya yang akan
mengulitinya. Saya yang memasaknya,'' sahut sahabat lain tidak mau ketinggalan
berbakti kepada beliau.
Nabi tersenyum mendengar perkataan dan kesediaan para sahabat itu. Lalu beliau berkata, ''Aku yang akan mengumpulkan kayu bakarnya.'' Mendengar perkataan beliau, hampir serentak para sahabat berkata, ''Wahai Rasulullah, sudahlah engkau tidak usah bekerja.''
Nabi langsung menimpali, ''Aku tahu kalian akan mencukupiku, tetapi aku tidak suka bila aku dilebihkan di antara kalian. Sesungguhnya Allah membenci hamba-Nya yang menginginkan diperlakukan istimewa di antara sahabat-sahabatnya.''
Demikianlah seorang pemimpin seharusnya. Setiap pemimpin perlu, bahkan harus meneladani kepemimpinan Nabi SAW. Meski sebagai pemimpin, bahkan sebaik-baiknya manusia, beliau tidak ingin dirinya terkesan khusus dari sesamanya. Perlakuan kepada pemimpin atau atasan jangan melebihi perlakukan kepada rakyat yang lain.
Nabi tersenyum mendengar perkataan dan kesediaan para sahabat itu. Lalu beliau berkata, ''Aku yang akan mengumpulkan kayu bakarnya.'' Mendengar perkataan beliau, hampir serentak para sahabat berkata, ''Wahai Rasulullah, sudahlah engkau tidak usah bekerja.''
Nabi langsung menimpali, ''Aku tahu kalian akan mencukupiku, tetapi aku tidak suka bila aku dilebihkan di antara kalian. Sesungguhnya Allah membenci hamba-Nya yang menginginkan diperlakukan istimewa di antara sahabat-sahabatnya.''
Demikianlah seorang pemimpin seharusnya. Setiap pemimpin perlu, bahkan harus meneladani kepemimpinan Nabi SAW. Meski sebagai pemimpin, bahkan sebaik-baiknya manusia, beliau tidak ingin dirinya terkesan khusus dari sesamanya. Perlakuan kepada pemimpin atau atasan jangan melebihi perlakukan kepada rakyat yang lain.
0 comments:
Post a Comment