Saturday 20 December 2014

Kerendahan Hati Rasulullah SAW


Sahabat STYLIH, memang tidak akan pernah habis jika kita membahas tentang akhlak dan budi pekerti Rasulullah SAW, selalu saja terdapat banyak hal yang dapat kita pelajari. Salah satunya kisah di bawah ini yang menceritakan tentang kerendahan hati Rasulullah SAW. Bagaimana ceritanya? mari kita ikuti.

Ini adalah sepenggal kisah keteladanan Rasulullah Muhammad SAW yang dikutip dari Abbas Mahmud Aqqad.  Suatu ketika di persinggahan suatu perjalanan Nabi SAW meminta sahabat-sahabatnya menyiapkan makanan dengan menyembelih seekor kambing.


Seketika itu di beberapa orang dari sahabat itu berkata, ''Wahai Rasulullah, saya yang akan menyembelih kambing.'' Yang lain mengatakan, ''Saya yang akan mengulitinya. Saya yang memasaknya,'' sahut sahabat lain tidak mau ketinggalan berbakti kepada beliau.

Nabi tersenyum mendengar perkataan dan kesediaan para sahabat itu. Lalu beliau berkata, ''Aku yang akan mengumpulkan kayu bakarnya.'' Mendengar perkataan beliau, hampir serentak para sahabat berkata, ''Wahai Rasulullah, sudahlah engkau tidak usah bekerja.''

Nabi langsung menimpali, ''Aku tahu kalian akan mencukupiku, tetapi aku tidak suka bila aku dilebihkan di antara kalian. Sesungguhnya Allah membenci hamba-Nya yang menginginkan diperlakukan istimewa di antara sahabat-sahabatnya.''

Demikianlah seorang pemimpin seharusnya. Setiap pemimpin perlu, bahkan harus meneladani kepemimpinan Nabi SAW. Meski sebagai pemimpin, bahkan sebaik-baiknya manusia, beliau tidak ingin dirinya terkesan khusus dari sesamanya. Perlakuan kepada pemimpin atau atasan jangan melebihi perlakukan kepada rakyat yang lain.

Indahnya Masjid Kubah Emas


Sahabat STYLISH, kali ini kami akan mengajak kalian untuk berwisata ke sebuah masjid cantik yang biasa dikenal dengan Masjid Kubah Emas. Ini dia ulasannya untuk kalian yang ingin rihlah bersama teman-teman ataupun keluarga.

Sobat, Masjid Dian Al Mahri yang dikenal juga dengan nama Masjid Kubah Emas adalah sebuah masjid yang dibangun di tepi jalan Raya Meruyung, Limo, Depok di Kecamatan Limo, Depok. Masjid ini selain sebagai menjadi tempat ibadah shalat bagi umat muslim sehari-hari, kompleks masjid ini juga menjadi kawasan wisata keluarga dan menarik perhatian banyak orang karena kubah-kubahnya yang dibuat dari emas. Selain itu karena luasnya area yang ada dan bebas diakses untuk umum, sehingga tempat ini sering menjadi tujuan liburan keluarga atau hanya sekedar dijadikan tempat beristirahat

.

Masjid ini dibangun oleh Hj. Dian Djuriah Maimun Al Rasyid, pengusaha asal Banten, yang telah membeli tanah ini sejak tahun 1996. Masjid ini mulai dibangun sejak tahun 2001 dan selesai sekitar akhir tahun 2006. Masjid ini dibuka untuk umum pada tanggal 31 Desember 2006, bertepatan dengan Idul Adha yang kedua kalinya pada tahun itu. Dengan luas kawasan 50 hektare, bangunan masjid ini menempati luas area sebesar 60 x 120 meter atau sekitar 8000 meter persegi. Masjid ini sendiri dapat menampung sekitar kurang lebih 20.000 jemaah. Kawasan masjid ini sering disebut sebagai kawasan masjid termegah di Asia Tenggara.

Masjid Dian Al Mahri memiliki 5 kubah. Satu kubah utama dan 4 kubah kecil. Uniknya, seluruh kubah dilapisi emas setebal 2 sampai 3 milimeter dan mozaik kristal, indah banget kan. Bentuk kubah utama menyerupai kubah Taj Mahal. Kubah tersebut memiliki diameter bawah 16 meter, diameter tengah 20 meter, dan tinggi 25 meter. Sementara 4 kubah kecil memiliki diameter bawah 6 meter, tengah 7 meter, dan tinggi 8 meter. Selain itu di dalam masjid ini terdapat lampu gantung yang didatangkan langsung dari Italia seberat 8 ton.

Selain itu, relief hiasan di atas tempat imam juga terbuat dari emas 18 karat. Begitu juga pagar di lantai dua dan hiasan 
kaligrafi di langit-langit masjid. Sedangkan mahkota pilar masjid yang berjumlah 168 buah berlapis bahan prado atau sisa emas.

Secara umum, arsitektur masjid mengikuti tipologi arsitektur masjid di Timur Tengah dengan ciri kubah, minaret (menara), halaman dalam (plaza), dan penggunaan detail atau hiasan dekoratif dengan elemen geometris dan obelisk, untuk memperkuat ciri keislaman para arsitekturnya. Ciri lainnya adalah gerbang masuk berupa portal dan hiasan geometris serta obelisk sebagai ornamen.
Halaman dalam berukuran 45 x 57 meter dan mampu menampung 8.000 jemaah. Enam menara (minaret) berbentuk segi enam atau 
heksagonal, yang melambangkan rukun iman, menjulang setinggi 40 meter. Keenam menara itu dibalut batu granit abu-abu yang diimpor dari Italia dengan ornamen melingkar. Pada puncaknya terdapat kubah berlapis mozaik emas 24 karat. Sedangkan kubahnya mengacu pada bentuk kubah yang banyak digunakan masjid-masjid di Persia dan India. Lima kubah melambangkan rukun Islam, seluruhnya dibalut mozaik berlapis emas 24 karat yang materialnya diimpor dari Italia.



Pada bagian interiornya, masjid ini menghadirkan pilar-pilar kokoh yang menjulang tinggi guna menciptakan skala ruang yang agung. Ruang masjid didominasi warna 
monokrom dengan unsur utama warna krem, untuk memberi karakter ruang yang tenang dan hangat. Materialnya terbuat dari bahan marmer yang diimpor dari Turki dan Italia. Di tengah ruang, tergantung lampu yang terbuat dari kuningan berlapis emas seberat 2,7 ton, yang pengerjaannya digarap ahli dari Italia.

Jadi buat kalian nih Sahabat STYLISH yang belum pernah berkunjung ke Masjid Kubah Emas, segera deh atur jadwal kamu untuk melihat Masjid unik nan cantik ini.

Jauhi Narkoba


JAUHI NARKOBA

Sahabat STYLISH, semakin hari kehidupan kita di dunia ini terasa semakin sibuk saja. Banyak hal silih berganti menerpa diri, komunitas, masyarakat dan bangsa ini. Banyak kemaksiatan merajalela di sekeliling kita. Salah satunya adalah penyalahgunaan Narkoba (psikotropika).

Kemaksiatan jenis ini bahkan sudah sangat menggerogoti masyarakat kita. Telah banyak korban berjatuhan tanpa memandang siapa pun dia. Bahkan banyak di antara korban-korban ini berasal dari kalangan anak di bawah umur. Naudzubillah min dzalik.

Hal ini terutama sekali terjadi pada masyarakat perkotaan, bahkan telah merambah hingga pedesaan. Karenanya, penyakit masyarakat ini harus segera diberantas agar tatanan nilai kehidupan, baik moral maupun tatanan sosial tidak hancur karenanya.

Betapa memprihatinkan, sering kali satu keluarga tertangkap sebagi pengedar narkoba, bapak, anak dan ibunya sekaligus adalah pengedar narkoba. Seakan-akan mereka telah kompak untuk berbuat nista. Naudzubillah tsumma na’udzubillah.

Meskipun kebiasaan yang tidak terpuji ini, sebenarnya telah ada sejak zaman jahiliyah. Ketika itu masyarakat jahiliyah senang melakukan perjudian, minum khamr, perzinahan, perampokan dan lain sebagainya. Sehingga rangka memberantas sifat-sifat jahat tersebut, Allah SWT, memberikan larangan yang sangat tegas kepada manusia untuk segera menjauhi perbuatan tidak terpuji tersebut. Sebagaimana firman Allah,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالأَنصَابُ وَالأَزْلاَمُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. al-Ma’idah 5 : 90)

Namun rupanya kejahatan telah menjadi salah satu watak dunia. Kita sebagai hamba Allah hanya dapat memilih, jalan mana yang semestinya  kita tempuh. Jalan kebaikan ataukah jalan kemungkaran. Maka tentu saja sebagai hamba yang bertaqwa, kita harus memilih jalan ketaqwaan, jalan kesalehan, dan jalan keimanan. Bukannya jalan kemungkaran dan kenistaan seperti penyalahgunaan narkoba ini.

Sahabat STYLISH, mari kita merenung sejanak, mengapa Narkoba diharamkan. Al-Qur’an dengan jelas mengatakan bahwa segala sesuatu yang memabukan adalah haram. Sebagaimana tercantum dalam firman Allah di atas. Ketika Allah SWT melarang sesuatu, tentulah terdapat mudharat di dalamnya. Sebagaimana ketika Allah SWT menganjurkan sesuatu, berarti terdapat manfaat di dalamnya. Ditambah lagi telah jelas bagi kita, bahwa penyalahgunaan narkoba nyata-nyata hanya mengakibatkan keburukan, kesengsaraan, kerusakan tatanan dan kehancuran. bagi pribadi pemakai khususnya dan bagi masyarakat sekitar serta bagi bangsa pada umumnya.

Maka dalam hal ini, pemerintah kita, sungguh telah mengambil kebijakan yang bersesuaian dengan perintah Allah dan Rasulnya melalui pelarangan penyalahgunaan Narkoba (psikotropika) ini.

Karenanya, kita harus menerima dengan satu kata sami’na wa atho’na (kami mendengar dan kami mematuhinya). Dengan demikian kita telah mematuhi perintah Allah dan Rasulnya serta sekaligus telah menjadi warga negara yang baik. Sesuai perintah Allah,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ 

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu.” (QS. An-Nisaa’ 4 : 59)

Faktor selanjutnya adalah karena narkoba merusak tatanan kehidupan. Banyak sekali dampak negatif yang disebabkan oleh penyalahgunaan narkoba, seperti merusak moral, membuat korbannya mengalami gangguan kejiwaan.

Menurut teori kedokteran, orang yang mabuk karena minuman keras akan terputus ribuan syaraf otaknya sehingga mengurangi daya ingat. Si pemakai biasanya cenderung tidak memperhatikan lagi moralitas dan pentingnya akhlak dalam kehidupan. Bahkan menyebabkan seringkali narkoba menjadikan seseorang sebagai pribadi yang ”anti sosial”. Pemakai mengalami kecenderungan malas berinteraksi dengan orang lain.

Padahal, kehidupan layak dan interaksi sosial yang aktif tentu saja lebih membawa berkah bagi orang-orang di sekitarnya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ 

yang artinya: “Sebaik-baiknya manusia adalah yang membawa manfaat bagi manusia yang lainnya”

Narkoba membuat seseorang menjadi sakit, lemah dan mengalami goncangan jiwa semasa hidupnya. Seorang pecandu akan mengalami penurunan kekebalan tubuh sehingga rentan terhadap serangan berbagai penyakit. Para ahli mengatakan, bahwa penyakit fisik yang yang akan ditimbulkan oleh Narkoba antara lain seperti kanker, hepatitis C, sangat rentan terhadap Virus HIV dan lain sebagainya.

Sahabat STYLISH, rasanya tidak ada pilihan lain bagi kita kecuali mengambil sikap menjauhi narkoba. Sikap mencegah lebih baik daripada mengobati. Dan tetap menyadari diri sebagai hamba Allah SWT Yang memiliki kewajiban untuk beribadah kepada-Nya, dengan penuh ketaqwaan dan keimanan.

Thursday 4 December 2014

Tips Hidup Sehat

Hai sahabat STYLISH! Bagaimana kabarnya, sehat-sehat saja, bukan? Semoga dalam keadaan sehat ya! Sahabat STYLISH pernah mengalami gangguan kesehatan, kan? Mungkin karena sahabat kurang menjaga kesehatan atau kurang mengetahui tips untuk hidup sehat?

            Tips hidup sehat sangatlah diperlukan agar ada panduan untuk menjadi sehat. Banyak orang tidak terlalu memperhatikan kesehatannya, tetapi lebih mementingkan materi atau kerja- kerja terus, sehingga mengenyampingkan kesehatannya, untuk itu simaklah tips hidup sehat ini!!!




1. Minum air putih sebanyak mungkin.
Minumlah air putih minimal 5 sampai 8 gelas per hari akan membuat kamu terhindar dari berbagai penyakit. Di antaranya tekanan darah tinggi, diabetes, sakit perut akibat maag dan sebagainya.

2. Perbanyak kandungan serat.
Perbanyak kandungan serat dalam tubuh. Selain melancarkan pencernaan, karbohidrat dalam makanan kaya serat seperti sayur dan buah akan meningkatkan energi kamu tanpa menambah kadar lemak dalam tubuh.

3. Olahraga secara teratur.
Olahraga secara teratur selain dapat membakar lemak dan kalori berlebihan dalam tubuh, olahraga juga dapat mengendurkan otot yang kencang serta menghilangkan stres.

4. Cukup Tidur.
Saat tidur tubuh akan beristirahat dengan total. Maka jika waktu tidur berkurang, otomatis tubuh akan lemas dan gampang terserang penyakit.

5. Banyaklah tertawa.
Percaya atau tidak, tertawa merupakan obat yang cukup ampuh melawan penyakit!! Pikiran yang positif dan bahagia dapat mempengaruhi kamu baik secara mental dan fisik. Semakin bahagia, kamu maka semakin jauh penyakit datang menyerang.


                Nah, sahabat STYLISH itu tadi tips-tipsnya, gampang bukan tipsnya? Dengan 5 tips tadi, semoga kamu akan hidup sehat!! Dan jangan lupa kasih tau teman atu keluarga yang lain ya, agar kehidupan diri kita maupun lingkungan sekitar kita tetap terjaga kesehatannya.

SURAU KAMI

Lepaslah pandang sepuluh meter ke arah kanan dari rumahku. Akan kau temui sebuah bangunan berdinding triplek yang mencoba berdiri melawan waktu. Dinding yang berlubang, atap yang bocor serta cat yang terlihat menua. Tak nampak layak untuk sebuah tempat di mana perputaran ilmu berlangsung. Pun tak begitu layak jika kita menyebutnya sebagai tempat para hamba bersujud di hadapan Penciptanya.
Itulah surau kami.
***

Kala itu aku tak lebih dari seorang bocah yang akan berlonjak senang setiap terik siang memudar. Teriak anak-anak lapang yang kehausan lemparan bola, memberiku semangat untuk terus berkawan peluh. Kami berlari, mengejar bola hingga senja mulai membayang.

Senja kembali datang. Kami tahu bahwa sebentar lagi seorang ibu berbadan gendut dengan pipi bulat akan berkacak pinggang sambil berteriak, “Pulang hai anak-anak nakal! Penuhi surau, shalat dan mengajilah!” Selalu sama. Wanita itu seperti tak punya kalimat lain sebagai cara untuk mengusir kami dari gersangnya tanah ini.

Wak Min, begitu warga sini memangilnya. Seorang janda tua yang kabarnya tak lagi waras. Seingatku, Wak Min mulai seperti ini semenjak empat tahun lalu. Semenjak anak lelaki satu-satunya yang berusia tujuh tahun itu tewas terseret arus sungai saat bolos mengaji di surau.

Kami tak senang jika Wak Min telah datang. Ia akan mengejar-ngejar, memaki-maki sambil terus menyuruh kami pergi ke surau. Orang tua kami akan tertawa riang di sisi lapang. Oh, tentu. Mereka pastilah gembira karena tak perlu mengurusi kebadungan anak-anaknya yang lebih memilih tak menghiraukan adzan ashar yang sebentar lagi berkumandang.

Kami bagai tikus-tikus got yang dikejar kucing pemangsa. Lari terbirit-birit dan masuk ke dalam rumah. Wak Min menang! Selalu menang. Kami pastilah diteriaki untuk segera mandi oleh ibu kami masing-masing. Aku, si bengal, bahkan selalu mendapat bonus.   
Sebuah jeweran di kuping yang selalu berhasil membuatku meringis meski tak pula kapok mengulangi. Bukan Arkana namanya jika tak mencari seribu alasan agar bisa mangkir mengaji bersama ustadz Baihaqi. Kutepuk dadaku sebagai bukti bahwa aku memanglah si pemberani. Sok berani mungkin. Karena ibu pun memiliki seribu cara agar kedua kakiku ini bisa bergerak menuju surau. “Tidur di serambi depan tanpa selimut!” Itulah titah ibu jika mulutku mulai berkomat kamit menyenandungkan syair-syair rayuan agar tak pergi mengaji.

Terkikik geli Delima--adik balitaku—di samping kursi kayu yang lapuk. Tak sekali ia melihat abangnya dimarahi seperti ini. Ia telah menjadikanku sebagai selingan pengumbar tawa dalam rutinitas hariannya. Mulutnya yang hanya berisi beberapa gigi putih itu akan terbuka lebar menertawakan kesusahan abangnya ini.

Ibu pernah berkata bahwa mungkin ketika mengandungku ia tak banyak beramal hingga lahirlah aku, Arkana si pemberontak. Lain cerita dengan Delima yang manis. Saat adikku itu dalam kandungan, ibu begitu senang memberi pada orang lain. Dongeng kami saat masih berbentuk janin itu sudah sering kudengar. Mungkin ibu ingin menyindirku. Tapi sampai saat ini sindiran itu masihlah seperti angin lalu yang masuk kuping kiri dan keluar kuping kanan. “Tidak, Bu, aku bukan pemberontak, aku hanya tak suka mengaji.”

Ibu tak menjawabnya dengan kalimat ancaman. Kedua matanya melotot. Aku mendengus kesal. “Baik, Bu, aku akan pergi ke surau!”
***

Sore hari ketika lelah menggelayut di pelupuk mata, tentu tidur terlelap menjadi sesuatu yang dirindu. Dan apalagi yang bisa dilakukan si perindu ulung jika lelah itu benar-benar telah menjadi candu?

Kutopang daguku ini agar tetap terlihat seperti orang yang tengah menyimak. Duduk paling belakang beginilah asyiknya! Dekat jendela yang tak lagi berkaca (setahun lalu kacanya pecah gara-gara terkena bola yang ditendang oleh Amir), aku termanggut-manggut menahan kantuk. Suara ustadz Baihaqi yang tengah bercerita tentang perang Badar, terdengar samar di antara gemerisik dedaunan pohon jambu yang berada tepat di luar jendela. Oh, Arkana yang pintar!
***
“Sapu dan pel lantai sebelum maghrib datang!”
Begitu perintah ustadz Baihaqi saat mendapatiku tertidur pulas di jam mengaji.
Aku menunduk, berpura-pura menyesali perbuatanku. Kuambil alat-alat kebersihan di belakang surau.
Bersenandung pelan sebagai cara menikmati hukuman. Kusapu debu-debu untuk kemudian kubasahi dengan kain pel putih lusuh yang telah lama berganti kehitaman.

Pekerjaan sia-sia sebenarnya, lantai surau ini berkali-kali dipel pun tak akan mengubah apapun. Surau ini tetaplah dekil. Lantai semen yang dialasi tikar pandan ini tetap akan menjadi sarang debu. Sekali saja disuruh membersihkan surau ini, kepayahan telah mematahkan semangatku. Tak akan ada yang bertahan jika berurusan dengan surau payah yang selalu berbau pengap ini selain ustadz Baihaqi, agaknya.

Setiap pagi saat akan berangkat sekolah, akan kujumpai ustadz Baihaqi dengan kaos dan celana bututnya tengah menjemur tikar-tikar pandan usang ini. Sapu dan pel yang kupegang pun pasti telah beribu-ribu kali dipegang olehnya. Kadang aku merasa heran, ustadz Baihaqi masihlah muda, ada banyak hal-hal menyenangkan di luaran sana,

tapi anehnya ia memilih sendiri untuk terjebak bersama kekusaman yang melingkupi surau ini. Satu waktu kuberanikan diri bertanya pada ustadz Baihaqi, “Mengapa Pak ustadz mau mengurusi surau yang hampir rubuh ini?”

Ustadz Baihaqi terdiam sebentar, tak lama ia pun menjawab. “Kita membutuhkan surau ini, sangat membutuhkannya, Arkana. Jika surau ini tak ada maka desa akan menjadi sunyi. Tak ada suara terbata-bata anak-anak yang mengeja Al-Quran, tak ada canda tawa petani-petani kelelahan sehabis shalat berjamaah. Terlalu sepi, Arkana.”

Kuhembuskan napas penuh kata lelah. Sapu dan kain pel telah kusimpan kembali ke belakang surau. Aku terduduk di sudut kanan surau sambil memandangi dinding triplek yang berlubang. Menganga, cukup besar. “Surau yang malang!”

***
Sebulan setelah hari itu, tersiar sebuah berita yang mengejutkan. Ustadz Baihaqi harus pindah ke pulau seberang. Ibunya yang sakit-sakitan harus berobat ke kota, desa ini tak memiliki rumah sakit dengan peralatan canggih seperti di sana. Ia akan menumpang di rumah pamannya, mencari pekerjaan dan mungkin akan menetap sampai ibunya sembuh.

Warga desa mengikhlaskan keputusannya, meski kini mereka ribut mencari ustadz pengganti. Sebuah keributan yang berlarut-larut karena tak ada yang merasa sanggup diamanahi surau bobrok, yang hanya tinggal menunggu angin berhembus kencang sedikit untuk bisa dipanggil kepingan-kepingan sisa surau. Mengaji diliburkan. Berbulan-bulan lamanya. Anak-anak lapang bersorak sorai. Saat Wak Min datang mengusir mereka maka akan ada satu alasan yang diberikan: Tak ada pak ustadz, Wak Min, kami bebas bermain hingga malam.

Aku pun bersuka cita dengan mereka. Acuh dengan suara teriakan ibu yang menyuruhku pulang untuk mandi. Tak ada guru ngaji, Bu. Jadi biarkan aku bermain sepuasnya.
***
Lama-lama kami terbiasa dengan segalanya. Bocah-bocah lapang yang semakin menggila mengejar bola. Siang terik sehabis pulang sekolah hingga senja rebah di balik bukit belakang rumah, kami tetap berguling-guling demi sebuah bola. Apalagi setelah Wak Min meninggal sebulan yang lalu, makin lengkaplah kesenangan kami. Tak akan ada ritual kejar-kejaran macam tikus dan kucing yang disajikan. Para ibu yang mulai kewalahan pun tak lagi memanggil-manggil nama kami.

Mengaji masih libur, jadi daripada kumpulan anak-anak nakal itu bikin ulah di rumah, mungkin lebih baik jika energi berlebih itu disalurkan untuk bermain bola. Mungkin begitu pemikiran mereka.

Surau semakin kusam diterpa angin musim kemarau. Warga desa yang kebanyakan bekerja sebagai petani, beralasan tak memiliki waktu mengurusnya. Begitulah. Surau kami menjadi satu yang terlupakan. Mungkin kami benar-benar akan lupa tentang keberadaan surau jika saja para ibu tak ribut lagi memperbincangkannya selama seminggu ini. Tersiar berita bahwa surau akan dirubuhkan dan diganti dengan masjid yang besar. Pak Haji Ilyas, saudagar kaya yang dahulu merantau ke kota yang akan menggantinya. Ia yang ingin menghabiskan masa tuanya dengan kembali tinggal di kampung halaman, merasa iba melihat surau kami.

Maka kemudian desa kami mendadak ribut. Beberapa perancang gedung yang berdasi selalu keluar masuk rumah Pak Haji Ilyas, setiap harinya. Membuat para ibu semakin senang berbisik-bisik di depan rumah. Apalagi kalau bukan untuk berbincang-bincang mengenai masjid megah yang akan dibangun itu. Ya, sangat megah, kawan!

“Lupakan surau kalian yang sekarat itu! Akan kubangun masjid besar dengan kubah terbuat dari emas!” Begitu Pak Haji berkata di pertemuan desa.

Warga desa bertepuk tangan. Rona kekaguman begitu tergambar dari wajah-wajah lelah para petani tua itu.

Mereka yang selalu mendengar tentang cerita masjid-masjid di kota yang begitu indah, pasti kini tengah bersorai atas janji perwujudan mimpi yang selama ini tak pernah bisa direalisasi. Masjid berkubah emas! Masjid besar nan elok! Pasti mereka akan senang untuk memandangnya setiap hari. Pasti mereka akan senang berdiam lama di sana. Ya, pasti, itu janji mereka dalam hati.

Aku hanya menopang daguku. Mulai merasa bosan dengan pertemuan yang terasa menjenuhkan ini. Coba kalau tadi sore kutolak permintaan ibu untuk menghadiri pertemuan ini, mungkin sekarang aku telah terlelap di bawah selimut tebal kesayanganku.

Kebosanan yang menjalar perlahan membawaku pada beberapa lamunan. Pada beberapa senja yang tak lagi kujumpai, pada suara berat ustadz Baihaqi, pada sebuah surau yang telah lama ditinggalkan. Ah, mungkin aku tengah merindu. Rindu akan seseorang yang telah lama pergi jauh.

Melirik sekilas jendela balai desa, kubisiki pelan angin yang terhembus di malam ini, “Surau akan dirubuhkan, Pak ustadz.”
***
Dan memang masjid itu semegah apa yang digadangkan oleh Pak Haji Ilyas. Saat peresmian masjid, semua warga desa berkerumun di depannya, menyemut bahkan sedikit berdesakan. Mereka tak lagi sabar untuk segera masuk dan merasai kemewahan di dalamnya.

Tubuhku yang tak terlalu besar ini berhasil membuatku menerobos kerumunan. Menyentuhkan kaki-kaki kecilku di atas halusnya marmer yang menjadi lantai masjid. Terlalu indah! Ini lebih dari segala mimpi yang dahulu diberi oleh orang-orang kota. Kaca patri berwarni-warni yang terbentuk sebagai sebuah kaligrafi, mimbar besar yang terbuat dari kayu jati serta karpet-karpet hijau yang siap diduduki. Tak ada bau pengap, tak ada tikar daun pandan dan tentulah tak ada lagi surau bobrok.

Sore ini masjid akan langsung digunakan untuk mengaji. Pak Haji Ilyas telah membayar seorang ustadz dari kota untuk mengajari kami. Tak ada lagi libur mengaji, bermain bola pun hanya bisa sampai menjelang adzan ashar. Persis sama seperti dulu, saat kami disuruh mengaji ke surau oleh para ibu. Namun kali ini tak ada yang berniat untuk mangkir, kami semua bersemangat, bahkan tak sabar agar senja segera terjelang. 


        

Sejarah Nabi Muhammad SAW

Teman-teman mau tahu lebih jauh sosok Nabi Muhammad SAW? Kalau mau tahu ikutin ceritanya di STYLISH, yuk!!!

1. Sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW.
  Dahulu bangsa Arab tenggelam dalam kehidupan jahiliyyah, kemusyrikan dan kemaksiatan merajalela, oleh karena itulah Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW untuk menyeru umat manusia kepada tauhid dan kepada kebaikan, membawa umat manusia dari kegelapan kepada cahaya keselamatan. Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awwal Tahun Gajah atau tanggal 20 April 571 M di kota Makkah.

2. Sejarah pertumbuhan Nabi Muhammad SAW dan masa kecilnya
       Sejak kecil, Rasulullah SAW adalah seorang yatim piatu. Saat dilahirkan oleh ibunya yang bernama Aminah, beliau dalam keadaan yatim dikarenakan ayah beliau yang bernama Abdullah telah meninggal.
       Setelah menginjak usia 2 tahun beliau di asuh oleh Halimatus Sa’diyah di daerah pedalaman Arab yang masih memelihara kemurnian bahasa dan watak alamiah seorang anak. Hingga sedari kecil Rasulullah mempunyai akhlak yang baik. Disadari  lingkungan memberi pengaruh yang sangat besar bagi proses pembentukan pribadi seseorang.
       Muhammad SAW tinggal bersama keluarga Halimah selama kurang lebih empat tahun. Di akhir masa pengasuhan keluarga Halimah ini terjadi pembedahan nabi Muhammad saw. Pada saat Rasulullah berusia 6 tahun, ibunya pun meninggal dunia, sehingga beliau dirawat oleh kakeknya yang bernama Abdul Mutholib. Namun, kemudian tak lama kakeknya pun meninggal dunia, sehingga beliau dirawat dan dibesarkan oleh pamannya yaitu Abu Thalib. Rasulullah sejak kecil sudah belajar mandiri dan berusaha sendiri, mulai dari menggembalakan kambing sampai ikut membantu berdagang. Selain itu, di kalangan kaum Quraisy, Rasulullah sejak kecil sudah terkenal dengan akhlak dan sikapnya yang terpuji, sehingga beliau dijuluki “Al-Amin” (orang yang dapat dipercaya). Dari sini kita ambil hikmah dari kehidupan beliau di masa kecil, yaitu persiapan untuk membangun pribadi yang tangguh harus memperhatikan lingkungan dan pergaulan, serta peran penting orang tua. Sebab sifat mulia hanya akan timbul manakala lingkungan memberi ruang untuk timbulnya sifat tersebut. Wa-Allahu Alam                         

3.Sikap kemandirian Nabi Muhammad SAW
       Ketika Rasul beranjak dewasa atau sejak beliau berusia muda, Rasulullah telah menunjukan sikap kemandirian dengan tanpa disuruh ia membantu mengembala domba-domba keluarganya. Begitu mandirinya hingga menimbulkan rasa tanggung jawab sejak beliau beranjak dewasa.Begitu juga ketika dikalangannya banyak ditemukan peribadatan sesat seperti menyembah berhala, meminum khamr dan kebiasaan buruk lainnya, dengan modal kemandirian dan akhlak yang baik sejak dini tertanam, Rasul tetaplah konsisten tidak mengikuti kebiasaan-kebiasaan yg dilakukan para pemuda dilingkungannya. Dari sini kita bisa mengambil hikmah bahwa sudah keharusan bagi setiap muslim untuk menjaga fitrah (kesucian) yang ada pada dirinya.

Teman-teman, jangan lupa ya, kita harus memiliki sikap baik  seperti Rasulullah SAW, tanpa ibu dan ayah ia tetap bersemangat untuk membangun sikap kemandirian. Bisa? Insya Allah bisa ya!

Perpustakaan Gudang Ilmu Tanpa Batas

Perpustakaan berasal dari kata pustaka yang berarti : Kitab, buku-buku, atau kitab. Kemudian kata pustaka mendapat awalan per dan akhiran an sehingga menjadi kata perpustakaan. Perpustakaan mengandung arti : Kumpulan buku-buku bacaan, bibliotek dan buku-buku kesusasteraan


Sebuah perpustakaan mempunyai ciri dan persyaratan tertentu antara lain:
1.Tersedianya ruangan atau gedung yang dipergunakan khusus untuk perpustakaan
2.Adanya koleksi bahan pustaka atau bacaan dan sumber informasi   lainnya
3.Adanya petugas yang menyelenggarakan kegiatan dan melayani pemakai
4.Adanya komunitas masyarakat pemakai
5.Adanya sarana dan prasarana yang diperlukan

Berdasarkan keputusan Menteri Penertiban Aparatur Negara Nomor 18 tahun 1988 tentang Jabatan Fungsional Pustakawa, disebutkan bahwa Pustakawan adalah pegawai negeri sipil yang diberi tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi pemerintah atau unit-unit informasi lainnya.

Maksud dan Tujuan didirikannya Perpustakaan:
1.Sebagai tempat mengumpulkan atau menghimpun informasi dalam arti aktif
2.Sebagai tempat mengolah atau memproses semua bahan pustaka dengan metode atau sistem tertentu seperti registrasi, klasifikasi, katalogisasi dan kelengkapan lainnya baik secara manual maupun menggunakan sistem teknologi informasi.
3.Menjadi tempat menyimpan dan memelihara, artinya ada kegiatan untuk mengatur , menyusun, menata, memelihara dan merawat agar koleksi rapi, bersih, awet, utuh, lengkap, mudah diakses, dan tidak hilang atau rusak
4.Merupakan agen perubahan dan agen kebudayaan dari masa lalu, masa kini dan masa akan datang.
5.Membangun tempat informasi yang lengkap dan up to date bagi pengembangan, pengetahuan dan perilaku atau skill.

PESAN STYLISH :

“Perpustakaan begitu berarti  karena perpustakaan itu gudang ilmu dan jika kalian ingin pintar ya haruslah banyak membaca dan apabila kalian istirahat hendaklah ke perpustakaan”
Jadi sahabat STYLISH rajinlah membaca untuk mendapatkan ilmu yang berguna untuk saat ini dan masa depan kita.